Produsen dua vaksin Covid 19, Pfizer dan Moderna, menaikkan harga kontrak baru pasokan kedua vaksin itu di Uni Eropa (UE). Laporan surat kabar Financial Times mengutip bagian dari kontrak bahwa harga baru untuk tembakan Pfizer adalah 19,50 euro (Rp 330 ribu) dibandingkan dengan 15,50 euro (sekitar Rp 265 ribu) sebelumnya. Masih mengutip isi kontrak tersebut, harga dosis vaksin Moderna ditetapkan pada 25,50 dolar AS (sekitar Rp 360 ribu) dibandingkan dengan 22.60 dolar AS (sekitar RP 325 ribu) dalam kesepakatan pengadaan pertama.
Namun Financial Times mengutip seorang pejabat yang mengetahui masalah ini, bahwa angka itu memang masih lebih rendah dari 28,50 dolar AS yang disepakati sebelumnya karena pesanannya lebih besar. Neave Barker dari Al Jazeera, yang berada di London, mengatakan kenaikan harga mencerminkan permintaan yang berkelanjutan atas vaksin yang efektif dan bahwa pemerintah telah menjadi tawanan bagi perusahaan farmasi. “Negara negara UE ingin membasmi penyebaran varian Delta,” katanya.
“Dan UE dan negara negara di luar sedang mempertimbangkan kemungkinan pemberian suntikan booster untuk meningkatkan kemanjuran,” ujar Neave Baker. Sejauh ini Pfizer menolak mengomentari kontrak dengan Komisi Eropa (EC), dengan alasan kerahasiaan. “Di luar kontrak yang disunting yang diterbitkan oleh EC, kontennya tetap rahasia dan kami tidak akan berkomentar,” kata perusahaan itu. Dan Moderna tidak segera memberikan komentar kepada kantor berita Reuters.
Selasa lalu, Komisi Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa berada di jalur untuk mencapai target vaksinasi penuh setidaknya 70 persen dari populasi orang dewasa pada akhir September. Pada bulan Mei, Uni Eropa mengatakan mereka mengharapkan untuk menerima lebih dari satu miliar dosis vaksin pada saat itu dari empat pembuat obat. Pengawas obat obatan Uni Eropa mengatakan Jumat lalu bahwa blok itu kemungkinan akan mendapatkan 40 juta lebih dosis vaksin Moderna pada Oktober.
Ketua Uni Eropa Ursula von de Leyen mengatakan, secara keseluruhan 57 persen orang berusia di atas 18 tahun sekarang telah divaksinasi penuh di 27 negara. Dilansir dari DW, von de Leyen memperingatkan bahwa orang tidak boleh lengah karena varian Delta yang sangat berbahaya masih menjadi ancaman. Di Eropa, turis yang divaksinasi penuh dari UE dan AS tidak harus dikarantina saat memasuki Inggris Raya.
Sebelumnya, Inggris mengharuskan orang yang divaksinasi untuk mengisolasi selama 10 hari setelah memasuki negara itu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak negara negara kaya untuk berbagi dosis vaksin daripada melakukan suntikan booster, karena wabah baru meningkat pesat di negara negara di Asia dan Afrika, di mana proporsi populasi yang jauh lebih kecil memiliki akses ke vaksinasi. Daily Telegraph melaporkan, Israel telah mulai menawarkan suntikan booster kepada warga berusia 60 an dan lebih tua dan Inggris mungkin mulai memberikan suntikan booster bulan depan.
Begitupun dengan Jerman. Draft dokumen yang dilihat kantor berita AFP dan dilansir Aljazeera menyebutkan, Jerman mungkin juga mulai menawarkan booster kepada orang tua dan berisiko mulai 1 September. Jerman juga merekomendasikan untuk mempromosikan vaksinasi bagi mereka yang berusia 12 hingga 17 tahun.